Rumah Adat Terpopuler di Indonesia

Ada begitu banyak jenis rumah adat di Indonesia, berikut adalah rumah adat yang terkenal di kalangan masyarakat. Yuk simak apa saja:


  • 1. Rumah Gadang asal Sumatera Barat

Rumah Gadang ini merupakan rumah khas suku minangkabau yang terletak di Provinsi Sumatera Barat. Rumah ini memiliki atap yang ujungnya meruncing serta melengkung ke dalam. Asal usul nama gadang diangkat dari bahasa padang yang berarti besar.

Rumah ini tidak hanya terkenal di Indonesia saja lho, ternyata desain dan bentuk dari rumah gadang ini dikenal oleh masyarakat luar. Salah satunya adalah seniman serial komik yang bernama Eiichiro Oda. Beliau adalah salah satu komikus yang sangat terkenal di dunia.

Salah satu komik yang digarapnya adalah One Piece dan beliau pernah menjadi salah satu asisten pembuat komik Dragon Ball. Pada salah satu panel komiknya digambarkan semua rumah gadang dan hal itu sontak membuat para pecinta One Piece Indonesia merasa bangga.

Rumah gadang ini selain atap yang runcing serta melengkung memiliki ciri unik lainnya. Rumah ini berbentuk panggung karena setiap yang ingin memasukinya harus naik terlebih dahulu naik tangga. Rumah ini dari luasnya mirip dengan luas persegi panjang.

Seperti pada umumnya, rumah gadang ini menggunakan bahan berdasar kayu, terkadang ada juga yang membuatnya dari bamboo. Sedangkan untuk atapnya digunakan ijuk. Walaupun begitu, rumah ini tahan dan kuat. Bisa dikatakan bahwa desainnya anti gempa dan badai.
Untuk lebih jelasnya, lihat gambar berikut ini:

rumah gadang
sumber : google.com


  • 2. Rumah Adat Joglo Asal Jawa

Dalam sejarahnya, rumah adat jawa diklasifikasikan atas empat bentuk yakni sebagai berikut:
1. Panggangpe
2. Limasan
3. Kampung
4. Joglo

Diantara keempat bentuk di atas, yang lebih dikenal masyarakat adalah rumah joglo. Rumah joglo ini dahulunya hanya dibangun oleh kaum tertentu dan bukan sembarang orang. Hanya orang yang mampu saja yang membangun rumah bentuk joglo.

Orang – orang seperti kaum bangsawan, kaum terpandang dan terhormat, bahkan raja serta pangeran pun menggunakan rumah bentuk joglo. Rumah ini lebih rumit dan memerlukan bahan lebih banyak dan mahal, sehingga tak heran hanya orang tingkat atas saja yang mampu membuatnya.

Rumah Joglo memiliki bagian tertentu, misalnya empat tiang atau pilar yang disebut empat saka guru dan sekitar dua belas pilar sebagai struktur atap yang disebut saka penanggap. Pada dasarnya begitulah bagian dari rumah adat joglo.

Namun, sekarang terdapat berbagai modifikasi terkait bangunan joglo yang asli yang mengikuti perkembangan zaman seperti misalnya bentuk joglo ceblokan, joglo hageng dan masih banyak lagi bentuk baru dari rumah joglo ini.

Untuk lebih jelasnya, coba lihat gambar berikut ini:

rumah joglo
sumber : google.com

Salah satu keunikan dan juga ciri khas dari rumah adat jawa adalah gebyok jawa yang memiliki ukiran kayu yang rumit dan simetris. Gebyok merupakan ukiran kayu yang berfungsi sebagai alat pemisah antara satu ruangan dengan ruangan yang lainnya.

Tidak hanya digunakan sebagai pemisah ruangan, ternyata gebyok ini bisa juga digunakan luar ruangan seperti dijadikan sebagai pintu masuk rumah. Untuk melihat bagaimana bentuk dari geblok, lebih jelasnya lihat beikut:





Gambar pertama diatas merupakan gebyok dengan ukiran minimalis dengan sentuhan ukiran yang sederhana. Sedangkan gambar kedua merupakan gebyok yang penuh dan detail ukiran, sehingga terasa lebih mewah. Tapi keduanya tetaplah terlihat indah.

Kayu yang biasanya digunakan untuk pembuatan gebyok jawa ini adalah kayu jati. Sehingga, meskipun gebyok ini diukir dengan berbagai motif dan desain yang berbeda sebagai alat penyangga ruangan dan juga pemanis pendopo (pendapa), kualitasnya tetap terjaga.

Gobyok jawa ini memiliki filosofi dan nilai tersendiri. Gebyok sudah hadir sekitar abad ke 16. Saat itu gobyok sudah mulai mencerminkan nilai estetika melalui pahatan yang terukir. Disebut-sebut bahwa bentuk gobyok mewakili perasaan pemiliknya.

Tidak hanya dari segi bentuk saja yang terlihat indah, gobyok juga memiliki nilai spiritual. Ternyata ada makna tersembunyi dari ukiran gobyok yang bisa saja bermakna kedamaian, kesejahteraan serta keharmonisan dan sangkan paraning dumadi (tujuan hidup).


  • 3. Rumah Adat Tongkonan asal Sulawesi

Rumah adat ini terletak di Provinsi Sulawesi Selatan. Nama lain yang lebih dikenal adalah rumah suku Tana Toraja. Rumah ini hampir mirip dengan rumah gadang dari sumatera barat, bedanya, ujung atap tidak seruncing rumah gadang. Tapi atap rumah sama – sama melengkung dan berbentuk rumah panggung.

Sekali lihat pun kita langsung membenarkan bahwa rumah ini sangat unik dan bernilai seni. Tak heran apabila ada banyak dari wisatawan serta ilmuan internasional menjadikan adat toraja beserta rumah adatnya ini sebagai bahan kajian tersendiri.

Salah satu peneliti tersebut adalah Adam dan Kathleen yang berasal dari Hawai yang mengkaji Tourism Power di Kota Toraja Serta Parinding dari Singapura yang mengkaji tentang toraja. Secara garis besar, penelitian tentang toraja sangat menarik perhatian.

Hal ini dikarenakan ada banyak makna dibalik arsitektur rumah toraja ini. Bagian bawah rumah panggung dahulu dijadikan tempat penjagaan kerbau, nantinya tali pengingat kerbau diikat pada salah satu tiang rumah. Untuk lebih jelasnya Anda bisa lihat pada gambar berikut.

Hasil gambar untuk Rumah Adat Tongkonan
sumber : google.com

Atap rumah ini terlihat seperti perahu yang melengkung, ternyata makna nya adalah bahwa dahulu kala nenek moyang leluhur menggunakan kapal berlayar agar sampai ke Pulau Sulawesi ini. Sehingga dibuatlah atas seperti itu untuk mengingatkan masyarakat toraja.

Uniknya lagi, dibeberapa rumah terdapat patung hewan yang menandakan status si pemilik rumah di masyarakat. Rumah yang memasang patung naga berarti penghuni rumah tersebut adalah orang yang dituakan dalam masyarakat. Selain naga, ada pula patung kerbau dan ayam.


  • 4. Rumah Honai asal Papua

Rumah adat berbentuk bundar dan berukuran mini ini disebut Honai dan merupakan rumah adat suku Dani yang menghuni daerah Lembah Baliem di Kabupaten Jayawijaya Provinsi Papua. Rumah sangat unik dan terlihat sangat back to nature.

Rumah Honai ternyata memiliki bentuk yang berbeda sesuai dengan jenis kelamin si pemiliknya.Jika penghuninya berjenis kelamin perempuan maka rumah akan dibentuk seperti persegi panjang dan namanya sudah bukan Hanoi lagi akan tetapi Ebe’ai.

Sedangkan untuk penghuni laki – laki rumahnya tetaplah bundar. Ukurannya mini ditambah dengan atap jerami di atasnya dan biasanya bentuknya agak kerucut. Untuk bagian dinding rumah digunakan kayu.

Rumah honai ini ternyata tidak boleh dimasuki kaum wanita, karena tempat ini merupakan wadah para lelaki melakukan pendidikan saat beranjak dewasa. Pada ruang bawah rumah honai juga biasanya digunakan sebagai tempat diskusi atau pertemuan.

Untuk lebih jelas melihat bagaimana rumah honai, lihatlah gambar berikut:

Hasil gambar untuk Rumah Honai
sumber : google.com

Nah, itulah beberapa rumah adat yang populer di Indonesia. Cukup banyak bukan? Cobalah untuk menjadikan salah satunya sebagai desain utama untuk rumah masa depan Anda. Mari budayakan kekayaan adat Indonesia!
Rumah Adat Terpopuler di Indonesia klik gambar diatas untuk perbesar
Ada begitu banyak jenis rumah adat di Indonesia, berikut adalah rumah adat yang terkenal di kalangan masyarakat. Yuk simak apa saja:


  • 1. Rumah Gadang asal Sumatera Barat

Rumah Gadang ini merupakan rumah khas suku minangkabau yang terletak di Provinsi Sumatera Barat. Rumah ini memiliki atap yang ujungnya meruncing serta melengkung ke dalam. Asal usul nama gadang diangkat dari bahasa padang yang berarti besar.

Rumah ini tidak hanya terkenal di Indonesia saja lho, ternyata desain dan bentuk dari rumah gadang ini dikenal oleh masyarakat luar. Salah satunya adalah seniman serial komik yang bernama Eiichiro Oda. Beliau adalah salah satu komikus yang sangat terkenal di dunia.

Salah satu komik yang digarapnya adalah One Piece dan beliau pernah menjadi salah satu asisten pembuat komik Dragon Ball. Pada salah satu panel komiknya digambarkan semua rumah gadang dan hal itu sontak membuat para pecinta One Piece Indonesia merasa bangga.

Rumah gadang ini selain atap yang runcing serta melengkung memiliki ciri unik lainnya. Rumah ini berbentuk panggung karena setiap yang ingin memasukinya harus naik terlebih dahulu naik tangga. Rumah ini dari luasnya mirip dengan luas persegi panjang.

Seperti pada umumnya, rumah gadang ini menggunakan bahan berdasar kayu, terkadang ada juga yang membuatnya dari bamboo. Sedangkan untuk atapnya digunakan ijuk. Walaupun begitu, rumah ini tahan dan kuat. Bisa dikatakan bahwa desainnya anti gempa dan badai.
Untuk lebih jelasnya, lihat gambar berikut ini:

rumah gadang
sumber : google.com


  • 2. Rumah Adat Joglo Asal Jawa

Dalam sejarahnya, rumah adat jawa diklasifikasikan atas empat bentuk yakni sebagai berikut:
1. Panggangpe
2. Limasan
3. Kampung
4. Joglo

Diantara keempat bentuk di atas, yang lebih dikenal masyarakat adalah rumah joglo. Rumah joglo ini dahulunya hanya dibangun oleh kaum tertentu dan bukan sembarang orang. Hanya orang yang mampu saja yang membangun rumah bentuk joglo.

Orang – orang seperti kaum bangsawan, kaum terpandang dan terhormat, bahkan raja serta pangeran pun menggunakan rumah bentuk joglo. Rumah ini lebih rumit dan memerlukan bahan lebih banyak dan mahal, sehingga tak heran hanya orang tingkat atas saja yang mampu membuatnya.

Rumah Joglo memiliki bagian tertentu, misalnya empat tiang atau pilar yang disebut empat saka guru dan sekitar dua belas pilar sebagai struktur atap yang disebut saka penanggap. Pada dasarnya begitulah bagian dari rumah adat joglo.

Namun, sekarang terdapat berbagai modifikasi terkait bangunan joglo yang asli yang mengikuti perkembangan zaman seperti misalnya bentuk joglo ceblokan, joglo hageng dan masih banyak lagi bentuk baru dari rumah joglo ini.

Untuk lebih jelasnya, coba lihat gambar berikut ini:

rumah joglo
sumber : google.com

Salah satu keunikan dan juga ciri khas dari rumah adat jawa adalah gebyok jawa yang memiliki ukiran kayu yang rumit dan simetris. Gebyok merupakan ukiran kayu yang berfungsi sebagai alat pemisah antara satu ruangan dengan ruangan yang lainnya.

Tidak hanya digunakan sebagai pemisah ruangan, ternyata gebyok ini bisa juga digunakan luar ruangan seperti dijadikan sebagai pintu masuk rumah. Untuk melihat bagaimana bentuk dari geblok, lebih jelasnya lihat beikut:





Gambar pertama diatas merupakan gebyok dengan ukiran minimalis dengan sentuhan ukiran yang sederhana. Sedangkan gambar kedua merupakan gebyok yang penuh dan detail ukiran, sehingga terasa lebih mewah. Tapi keduanya tetaplah terlihat indah.

Kayu yang biasanya digunakan untuk pembuatan gebyok jawa ini adalah kayu jati. Sehingga, meskipun gebyok ini diukir dengan berbagai motif dan desain yang berbeda sebagai alat penyangga ruangan dan juga pemanis pendopo (pendapa), kualitasnya tetap terjaga.

Gobyok jawa ini memiliki filosofi dan nilai tersendiri. Gebyok sudah hadir sekitar abad ke 16. Saat itu gobyok sudah mulai mencerminkan nilai estetika melalui pahatan yang terukir. Disebut-sebut bahwa bentuk gobyok mewakili perasaan pemiliknya.

Tidak hanya dari segi bentuk saja yang terlihat indah, gobyok juga memiliki nilai spiritual. Ternyata ada makna tersembunyi dari ukiran gobyok yang bisa saja bermakna kedamaian, kesejahteraan serta keharmonisan dan sangkan paraning dumadi (tujuan hidup).


  • 3. Rumah Adat Tongkonan asal Sulawesi

Rumah adat ini terletak di Provinsi Sulawesi Selatan. Nama lain yang lebih dikenal adalah rumah suku Tana Toraja. Rumah ini hampir mirip dengan rumah gadang dari sumatera barat, bedanya, ujung atap tidak seruncing rumah gadang. Tapi atap rumah sama – sama melengkung dan berbentuk rumah panggung.

Sekali lihat pun kita langsung membenarkan bahwa rumah ini sangat unik dan bernilai seni. Tak heran apabila ada banyak dari wisatawan serta ilmuan internasional menjadikan adat toraja beserta rumah adatnya ini sebagai bahan kajian tersendiri.

Salah satu peneliti tersebut adalah Adam dan Kathleen yang berasal dari Hawai yang mengkaji Tourism Power di Kota Toraja Serta Parinding dari Singapura yang mengkaji tentang toraja. Secara garis besar, penelitian tentang toraja sangat menarik perhatian.

Hal ini dikarenakan ada banyak makna dibalik arsitektur rumah toraja ini. Bagian bawah rumah panggung dahulu dijadikan tempat penjagaan kerbau, nantinya tali pengingat kerbau diikat pada salah satu tiang rumah. Untuk lebih jelasnya Anda bisa lihat pada gambar berikut.

Hasil gambar untuk Rumah Adat Tongkonan
sumber : google.com

Atap rumah ini terlihat seperti perahu yang melengkung, ternyata makna nya adalah bahwa dahulu kala nenek moyang leluhur menggunakan kapal berlayar agar sampai ke Pulau Sulawesi ini. Sehingga dibuatlah atas seperti itu untuk mengingatkan masyarakat toraja.

Uniknya lagi, dibeberapa rumah terdapat patung hewan yang menandakan status si pemilik rumah di masyarakat. Rumah yang memasang patung naga berarti penghuni rumah tersebut adalah orang yang dituakan dalam masyarakat. Selain naga, ada pula patung kerbau dan ayam.


  • 4. Rumah Honai asal Papua

Rumah adat berbentuk bundar dan berukuran mini ini disebut Honai dan merupakan rumah adat suku Dani yang menghuni daerah Lembah Baliem di Kabupaten Jayawijaya Provinsi Papua. Rumah sangat unik dan terlihat sangat back to nature.

Rumah Honai ternyata memiliki bentuk yang berbeda sesuai dengan jenis kelamin si pemiliknya.Jika penghuninya berjenis kelamin perempuan maka rumah akan dibentuk seperti persegi panjang dan namanya sudah bukan Hanoi lagi akan tetapi Ebe’ai.

Sedangkan untuk penghuni laki – laki rumahnya tetaplah bundar. Ukurannya mini ditambah dengan atap jerami di atasnya dan biasanya bentuknya agak kerucut. Untuk bagian dinding rumah digunakan kayu.

Rumah honai ini ternyata tidak boleh dimasuki kaum wanita, karena tempat ini merupakan wadah para lelaki melakukan pendidikan saat beranjak dewasa. Pada ruang bawah rumah honai juga biasanya digunakan sebagai tempat diskusi atau pertemuan.

Untuk lebih jelas melihat bagaimana rumah honai, lihatlah gambar berikut:

Hasil gambar untuk Rumah Honai
sumber : google.com

Nah, itulah beberapa rumah adat yang populer di Indonesia. Cukup banyak bukan? Cobalah untuk menjadikan salah satunya sebagai desain utama untuk rumah masa depan Anda. Mari budayakan kekayaan adat Indonesia!
Ada begitu banyak jenis rumah adat di Indonesia, berikut adalah rumah adat yang terkenal di kalangan masyarakat. Yuk simak apa saja:


  • 1. Rumah Gadang asal Sumatera Barat

Rumah Gadang ini merupakan rumah khas suku minangkabau yang terletak di Provinsi Sumatera Barat. Rumah ini memiliki atap yang ujungnya meruncing serta melengkung ke dalam. Asal usul nama gadang diangkat dari bahasa padang yang berarti besar.

Rumah ini tidak hanya terkenal di Indonesia saja lho, ternyata desain dan bentuk dari rumah gadang ini dikenal oleh masyarakat luar. Salah satunya adalah seniman serial komik yang bernama Eiichiro Oda. Beliau adalah salah satu komikus yang sangat terkenal di dunia.

Salah satu komik yang digarapnya adalah One Piece dan beliau pernah menjadi salah satu asisten pembuat komik Dragon Ball. Pada salah satu panel komiknya digambarkan semua rumah gadang dan hal itu sontak membuat para pecinta One Piece Indonesia merasa bangga.

Rumah gadang ini selain atap yang runcing serta melengkung memiliki ciri unik lainnya. Rumah ini berbentuk panggung karena setiap yang ingin memasukinya harus naik terlebih dahulu naik tangga. Rumah ini dari luasnya mirip dengan luas persegi panjang.

Seperti pada umumnya, rumah gadang ini menggunakan bahan berdasar kayu, terkadang ada juga yang membuatnya dari bamboo. Sedangkan untuk atapnya digunakan ijuk. Walaupun begitu, rumah ini tahan dan kuat. Bisa dikatakan bahwa desainnya anti gempa dan badai.
Untuk lebih jelasnya, lihat gambar berikut ini:

rumah gadang
sumber : google.com


  • 2. Rumah Adat Joglo Asal Jawa

Dalam sejarahnya, rumah adat jawa diklasifikasikan atas empat bentuk yakni sebagai berikut:
1. Panggangpe
2. Limasan
3. Kampung
4. Joglo

Diantara keempat bentuk di atas, yang lebih dikenal masyarakat adalah rumah joglo. Rumah joglo ini dahulunya hanya dibangun oleh kaum tertentu dan bukan sembarang orang. Hanya orang yang mampu saja yang membangun rumah bentuk joglo.

Orang – orang seperti kaum bangsawan, kaum terpandang dan terhormat, bahkan raja serta pangeran pun menggunakan rumah bentuk joglo. Rumah ini lebih rumit dan memerlukan bahan lebih banyak dan mahal, sehingga tak heran hanya orang tingkat atas saja yang mampu membuatnya.

Rumah Joglo memiliki bagian tertentu, misalnya empat tiang atau pilar yang disebut empat saka guru dan sekitar dua belas pilar sebagai struktur atap yang disebut saka penanggap. Pada dasarnya begitulah bagian dari rumah adat joglo.

Namun, sekarang terdapat berbagai modifikasi terkait bangunan joglo yang asli yang mengikuti perkembangan zaman seperti misalnya bentuk joglo ceblokan, joglo hageng dan masih banyak lagi bentuk baru dari rumah joglo ini.

Untuk lebih jelasnya, coba lihat gambar berikut ini:

rumah joglo
sumber : google.com

Salah satu keunikan dan juga ciri khas dari rumah adat jawa adalah gebyok jawa yang memiliki ukiran kayu yang rumit dan simetris. Gebyok merupakan ukiran kayu yang berfungsi sebagai alat pemisah antara satu ruangan dengan ruangan yang lainnya.

Tidak hanya digunakan sebagai pemisah ruangan, ternyata gebyok ini bisa juga digunakan luar ruangan seperti dijadikan sebagai pintu masuk rumah. Untuk melihat bagaimana bentuk dari geblok, lebih jelasnya lihat beikut:





Gambar pertama diatas merupakan gebyok dengan ukiran minimalis dengan sentuhan ukiran yang sederhana. Sedangkan gambar kedua merupakan gebyok yang penuh dan detail ukiran, sehingga terasa lebih mewah. Tapi keduanya tetaplah terlihat indah.

Kayu yang biasanya digunakan untuk pembuatan gebyok jawa ini adalah kayu jati. Sehingga, meskipun gebyok ini diukir dengan berbagai motif dan desain yang berbeda sebagai alat penyangga ruangan dan juga pemanis pendopo (pendapa), kualitasnya tetap terjaga.

Gobyok jawa ini memiliki filosofi dan nilai tersendiri. Gebyok sudah hadir sekitar abad ke 16. Saat itu gobyok sudah mulai mencerminkan nilai estetika melalui pahatan yang terukir. Disebut-sebut bahwa bentuk gobyok mewakili perasaan pemiliknya.

Tidak hanya dari segi bentuk saja yang terlihat indah, gobyok juga memiliki nilai spiritual. Ternyata ada makna tersembunyi dari ukiran gobyok yang bisa saja bermakna kedamaian, kesejahteraan serta keharmonisan dan sangkan paraning dumadi (tujuan hidup).


  • 3. Rumah Adat Tongkonan asal Sulawesi

Rumah adat ini terletak di Provinsi Sulawesi Selatan. Nama lain yang lebih dikenal adalah rumah suku Tana Toraja. Rumah ini hampir mirip dengan rumah gadang dari sumatera barat, bedanya, ujung atap tidak seruncing rumah gadang. Tapi atap rumah sama – sama melengkung dan berbentuk rumah panggung.

Sekali lihat pun kita langsung membenarkan bahwa rumah ini sangat unik dan bernilai seni. Tak heran apabila ada banyak dari wisatawan serta ilmuan internasional menjadikan adat toraja beserta rumah adatnya ini sebagai bahan kajian tersendiri.

Salah satu peneliti tersebut adalah Adam dan Kathleen yang berasal dari Hawai yang mengkaji Tourism Power di Kota Toraja Serta Parinding dari Singapura yang mengkaji tentang toraja. Secara garis besar, penelitian tentang toraja sangat menarik perhatian.

Hal ini dikarenakan ada banyak makna dibalik arsitektur rumah toraja ini. Bagian bawah rumah panggung dahulu dijadikan tempat penjagaan kerbau, nantinya tali pengingat kerbau diikat pada salah satu tiang rumah. Untuk lebih jelasnya Anda bisa lihat pada gambar berikut.

Hasil gambar untuk Rumah Adat Tongkonan
sumber : google.com

Atap rumah ini terlihat seperti perahu yang melengkung, ternyata makna nya adalah bahwa dahulu kala nenek moyang leluhur menggunakan kapal berlayar agar sampai ke Pulau Sulawesi ini. Sehingga dibuatlah atas seperti itu untuk mengingatkan masyarakat toraja.

Uniknya lagi, dibeberapa rumah terdapat patung hewan yang menandakan status si pemilik rumah di masyarakat. Rumah yang memasang patung naga berarti penghuni rumah tersebut adalah orang yang dituakan dalam masyarakat. Selain naga, ada pula patung kerbau dan ayam.


  • 4. Rumah Honai asal Papua

Rumah adat berbentuk bundar dan berukuran mini ini disebut Honai dan merupakan rumah adat suku Dani yang menghuni daerah Lembah Baliem di Kabupaten Jayawijaya Provinsi Papua. Rumah sangat unik dan terlihat sangat back to nature.

Rumah Honai ternyata memiliki bentuk yang berbeda sesuai dengan jenis kelamin si pemiliknya.Jika penghuninya berjenis kelamin perempuan maka rumah akan dibentuk seperti persegi panjang dan namanya sudah bukan Hanoi lagi akan tetapi Ebe’ai.

Sedangkan untuk penghuni laki – laki rumahnya tetaplah bundar. Ukurannya mini ditambah dengan atap jerami di atasnya dan biasanya bentuknya agak kerucut. Untuk bagian dinding rumah digunakan kayu.

Rumah honai ini ternyata tidak boleh dimasuki kaum wanita, karena tempat ini merupakan wadah para lelaki melakukan pendidikan saat beranjak dewasa. Pada ruang bawah rumah honai juga biasanya digunakan sebagai tempat diskusi atau pertemuan.

Untuk lebih jelas melihat bagaimana rumah honai, lihatlah gambar berikut:

Hasil gambar untuk Rumah Honai
sumber : google.com

Nah, itulah beberapa rumah adat yang populer di Indonesia. Cukup banyak bukan? Cobalah untuk menjadikan salah satunya sebagai desain utama untuk rumah masa depan Anda. Mari budayakan kekayaan adat Indonesia!

Catatan Produk

Harga, Desain dan Bahan Dapat disesuaikan dengan Budget yang Anda sediakan.


Standar produk dari kami dengan harga diatas adalah sebagai berikut(kecuali yang sudah ada keterangan produk);

  • Produk mentahan(belum termasuk finishing).
  • Bahan : Kayu Jati (Grade B Super/Kelas 2).
  • Finishing : Salak Brown, Walnut, dan Natural.
  • Tinggi Standar (Gebyok dan Gapura) : 270cm
  • Soko/tiang (Gebyok dan Gapura ) : 12 cm x 14 cm

Berikut biaya Finishing masing - masing Produk.

  • Gebyok, Gapura dan Jendela : 750 ribu/meter
    *perhitungan per meter lari, bukan per meter persegi.
  • Gazebo : 2 Juta
  • Rumah dan Joglo : 220rb/m2(bisa lebih/kurang)
  • Mebel/Patung/Relief : Relatif(silahkan tanyakan langsung.)


Produk bisa custom sesuai kebutuhan mulai dari desain, bahan, ukuran dan warna finishing.

Proses Produksi

  • Proses produksi dari 7 hari - 2 bulan untuk Gebyok, Gazebo, Jendela dan Gapura.
    untuk Joglo dan Rumah lebih dari 1 bulan.
  • proses produksi bisa lebih lama/lebih cepat tergantung antrian, tingkat kesulitan produksi, dan keadaan alam.
  • Apabila pengerjaan selesai lebih cepat/ada keterlambatan maka kami informasikan segera.
  • Semua barang diproduksi ketika ada pemesanan, kecuali yang kami display sebagai stock dari ismayantique.com

Transaksi Pembelian

  • DP minimal 50% dan sisa 50% setelah proses produksi/packing selesai dan siap kirim.
  • Setelah pesanan siap untuk dikirim kami akan hubungi untuk konfirmasi pengiriman.
  • Untuk alamat pengiriman, mohon informasikan se-detail mungkin agar memudahkan saat proses kirim.
  • Ongkos pengirim sepenuhnya di tanggung oleh pembeli sesuai kesepakatan awal. Kecuali untuk promo tertentu dan hasil negosiasi kesepakatan.
  • Pengiriman kami bekerja sama dengan jasa ekspedisi lokal ( Local Cargo ) sehingga harga lebih murah dan cepat.

Ismaya Antique | Produsen Jual-Beli Gebyok Gazebo Joglo Mebel dan Rumah Antik


Hp : 081 226 981 366
email : unuha26@ymail.com

Alamat : Jl. Trengguli - Welahan KM 5. Ngelo Wetan. Mijen. Demak. Jawa Tengah.

Sering dibaca
Fajar Ulin Nuha

Ismaya Antique © 2018 - Designed by Fajar Ulin Nuha

Diberdayakan oleh Blogger.